SURYA.co.id | Sekolah ibarat kebun dan murid adalah bibit yang akan menjadi tunas. Semakin baik kebun dijaga dan dirawat, semakin baik pula pertumbuhan bibit.
Maka, di sekolah, tunas-tunas harapan bangsa diharapkan dapat tumbuh dan berjuang untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Taman Kanak-kanak (TK) merupakan tangga pertama yang harus dilalui oleh seorang anak.
TK adalah sebuah lembaga pendidikan formal anak usia dini yang masih sangat membutuhkan bimbingan serta pendampingan untuk berkembangnya pola berpikir seorang anak. Anak-anak usia dini memerlukan bantuan orang dewasa untuk memenuhi kebutuhan jasmani sampai kebutuhan rohani.
Bentuk layanan tersebut berupa arahan yang diberikan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak dapat tumbuh kembang secara optimal sesuai nilai dan norma yang berlaku, serta harapan dari keluarga.
Dalam pendidikan juga diajarkan dan diterapkan berbagai macam metode pembelajaran kepada para murid, agar tujuan dalam pendidikan dapat tercapai. Dengan meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam metode pembelajaran, diharapkan para pendidik semakin kreatif dan dapat menarik perhatian para muridnya untuk dapat meningkatkan wawasan dalam proses belajar dan mengajar.
Di zaman yang sudah “melek teknologi” saat ini seharusnya sekolah-sekolah sudah semakin berkembang pesat karena dengan adanya teknologi. Bahkan saat ini teknologi bisa diibaratkan sebagai guru, karena dengan adanya teknologi kita dapat dengan mudah belajar dan menggali segala sesuatu yang ingin kita ketahui.
Oleh sebab itu sangat disayangkan sekali bagi sekolah-sekolah yang masih kurang memanfaatkan adanya teknologi, karena belajar teknologi sebetulnya tidak ada ruginya bahkan banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh.
Salah satu manfaat dari adanya teknologi yaitu metode pembelajaran TK dapat dirancang dan didesain dengan baik, sehingga kegiatan belajar dan mengajar menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh murid-murid.
Mahasiswa dari Universitas Katolik Darma Cendika melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka untuk membantu proses belajar dan mengajar di TK tersebut.
Kegiatan yang dilakukan antara lain merancang beberapa program yang dirasa sangat menarik sehingga dapat membuat anak-anak menjadi lebih bersemangat dalam menimba ilmu.
Dapat terlaksananya program tersebut selain bantuan dari sekelompok mahasiswa UKDC juga tak lepas dari tersedianya peralatan yang mendukung. Program yang telah dirancang ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap siswa siswi yaitu dapat menggugah semangat belajar dan kreativitas para murid dalam pembelajaran.
Salah satu program yang telah dirancang oleh sekelompok mahasiswa UKDC ini adalah Alat permainan edukatif yang kreatif (APE). Alat permainan edukatif yang kreatif (APE) dapat diciptakan dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah untuk didapat dan bahan daur ulang.
Contoh dari APE sebagai berikut: Membuat berbagai macam kreativitas, seperti menempel bunga, menghias gajah, melipat ikan, membuat topi koki, dan memancing ikan serta membuat jam dinding dari bahan daur ulang. Cooking class juga merupakan salah satu contoh alat permainan edukatif, karena anak-anak diajarkan cara untuk membuat “Cake Pops” dan menghias kue tersebut sesuai keinginan mereka.
Program yang telah disusun dan dilaksanakan oleh sekelompok mahasiswa UKDC tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan.
Seluruh siswa siswi TK Bina Tunas Bangsa dan para guru meresponnya dengan sangat baik. Sebetulnya tidak ada satupun dari sekelompok mahasiswa UKDC ini yang berlatar belakang seorang tenaga pendidik, tetapi dengan tekad dan optimis mereka yakin bahwa di zaman yang “melek teknologi” ini tidak ada hal yang tidak mungkin selagi mau berusaha.
Tujuan utama dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan variasi pengajaran dan pelatihan kepada anak-anak dengan maksud agar anak-anak mampu mengembangkan potensi kreativitas yang ada dalam dirinya, serta kegiatan belajar mengajar tidak menjenuhkan dan meningkatkan perhatian anak dalam materi yang diajarkan.
Selain anak-anak TK Bina Tunas Bangsa, sasaran diberikan kepada tenaga pendidik agar lebih berinovasi dan memiliki inisiatif menggunakan bahan jadi dan daur ulang di sekitar untuk menghasilkan alat permainan edukatif (APE) yang kreatif.
Penulis : Benedikta Kristina, Mahasiswa UKDC Surabaya
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul
Tanpa Background Studi Pendidikan, Mahasiswa UKDC Kembangkan Alat Permainan
Edukatif, https://surabaya.tribunnews.com/2019/06/01/tanpa-background-studi-pendidikan-mahasiswa-ukdc-kembangkan-alat-permainan-edukatif?page=2.
Editor: Eben Haezer Panca