Dalam rangka menyambut Hari Raya Paskah, UKDC menggelar rangkaian perayaan misa yang dimulai sejak Minggu Palma hingga puncaknya di Minggu Kebangkitan atau Paskah.  

Rangkaian misa ini menjadi bentuk ungkapan syukur dan penghayatan atas makna sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus yang menjadi inti dari perayaan iman umat Katolik. Misa ini menghadirkan kesempatan bagi civitas akademika UKDC dan umat Katolik di sekitar kampus untuk merenungkan makna iman serta memperteguh spiritualitas mereka.

Perayaan diawali dengan Misa Minggu Palma yang dipimpin oleh RD. Stefanus Iswadi. Dalam perayaan ini, umat diajak mengenang peristiwa ketika Yesus memasuki Yerusalem dan disambut dengan lambaian daun palma, yang melambangkan kemenangan, kerendahan hati, dan pengharapan akan keselamatan.

Perayaan dilanjutkan dengan Misa Kamis Putih, yang dipimpin oleh RP. Agustinus Agus Hermawan, OP. Misa ini memperingati Perjamuan Terakhir, ketika Yesus menunjukkan teladan kasih dan kerendahan hati melalui tindakan membasuh kaki para murid-Nya.

“Menurut tradisi di tanah Palestina saat itu, pembasuhan kaki sebelum memasuki rumah biasanya dilakukan oleh para pelayan dari tuan rumah. Namun Yesus memberi teladan kerendahan hati dengan membasuh kaki para muridnya. Sebuah tugas yang biasanya dilakukan oleh pelayan,” ungkap RP. Agustinus Agus Hermawan, OP dalam homilinya.

Menariknya, dalam rangkaian liturgi ini, peran kedua belas rasul dihidupkan oleh para relawan dari civitas akademika UKDC. Keterlibatan mereka tidak hanya memperkaya makna perayaan, tetapi juga menjadi wujud nyata partisipasi aktif dalam membangun semangat pelayanan dan kebersamaan di lingkungan kampus.

Setelah Kamis Putih, perayaan dilanjutkan dengan Misa Jumat Agung, yang dipimpin oleh RD. Stevanus Devi Christiawan. Pada peringatan ini, umat diajak mengenangkan sengsara dan wafat Yesus di kayu salib, sebagai wujud pengorbanan terbesar demi keselamatan umat manusia. Suasana misa yang hening dan khidmat menjadi momen refleksi mendalam akan arti cinta kasih, pengampunan, dan pengorbanan dalam hidup.

RD. Stevanus Devi Christiawan dalam homilinya mengajak umat untuk merenungkan makna terdalam dari pengorbanan Kristus.

“Salib Kristus bukanlah akhir, melainkan awal dari kebangkitan dan hidup yang penuh harapan. Di balik penderitaan dan pengorbanan, tersimpan janji akan sukacita abadi yang menanti setiap insan yang percaya,” ujarnya.

Pesan ini menjadi pengingat bagi umat bahwa setiap penderitaan yang dijalani dengan iman akan berujung pada terang dan harapan baru dalam hidup.

Memasuki Sabtu Suci, umat kembali berkumpul dalam Misa Vigili Paskah. Misa ini menjadi simbol harapan dan kebangkitan. Umat merenungkan perjalanan dari kegelapan menuju terang, menantikan kabar sukacita akan kebangkitan Kristus.

Puncak dari rangkaian perayaan Pekan Suci ditutup dengan Misa Minggu Paskah. Pada misa ini umat merayakan kebangkitan Kristus sebagai kemenangan atas dosa dan kematian, sekaligus menjadi pengingat akan harapan baru dalam hidup yang dilandasi iman dan kasih.

Melalui rangkaian Pekan Suci ini, UKDC tidak hanya mempertegas peranannya sebagai lembaga pendidikan berbasis nilai Kristiani, namun juga sebagai komunitas yang aktif menumbuhkan keimanan, solidaritas, dan semangat hidup dalam kebersamaan.

Rangkaian perayaan ini diharapkan mampu menjadi sumber kekuatan spiritual, mendorong setiap individu untuk menebar kebaikan dan kasih di tengah kehidupan sosial dan akademis, serta memperkuat nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

(Stephanie Chrismandani)