Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) menegaskan komitmennya dalam mendukung seruan moral Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) yang mengusung tema “Perdamaian adalah Buah Karya Keadilan”. Seruan ini menjadi panggilan bersama bagi seluruh perguruan tinggi Katolik untuk menghidupi nilai keadilan dan perdamaian di tengah tantangan bangsa.
Sebagai bagian dari APTIK, UKDC menegaskan bahwa keadilan bukan sekadar konsep hukum, tetapi fondasi utama yang menjaga martabat manusia dan harmoni sosial. Tanpa keadilan, perdamaian yang sejati mustahil terwujud. Sebaliknya, keadilan yang ditegakkan dengan tulus akan melahirkan kedamaian yang abadi. Seperti yang disampaikan Paus Fransiskus: “Opus Justitiae Pax – Perdamaian adalah buah karya keadilan.”
Dalam dokumen resmi APTIK, para pimpinan perguruan tinggi Katolik menyoroti berbagai persoalan bangsa, mulai dari disorientasi ekonomi, hilangnya empati pejabat publik, hingga ketidakadilan sosial yang kian meluas. Kebijakan yang lebih berpihak pada kepentingan oligarki dan elite politik dinilai telah menjauh dari amanat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
APTIK menyerukan agar pemerintah dan DPR benar-benar berpihak pada rakyat sebagai pemegang kedaulatan, bukan sekadar melayani kepentingan elite politik maupun oligarki. Dalam menjalankan amanat konstitusi, negara wajib memastikan bahwa setiap kebijakan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat banyak, bukan keuntungan segelintir kelompok.

Di sisi lain, martabat demokrasi harus senantiasa dijunjung tinggi dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi kebebasan berpendapat, berserikat, dan berekspresi tanpa rasa takut. APTIK menegaskan bahwa praktik intimidasi, sensor, maupun upaya pembungkaman suara kritis merupakan bentuk pengkhianatan terhadap demokrasi itu sendiri.
Karena itu, segala tindakan represif yang merendahkan martabat kemanusiaan perlu segera dihentikan dan digantikan dengan pendekatan humanis yang lebih memahami aspirasi serta kondisi masyarakat.
Selain itu, DPR dan pemerintah didesak untuk membuka dialog yang transparan, jujur, dan bermakna bersama masyarakat sipil, sehingga setiap aspirasi dapat tersampaikan dan direspons dengan tepat tanpa adanya tekanan maupun represi.
Dengan seruan moral ini, APTIK bersama UKDC ingin menegaskan bahwa perjuangan menegakkan keadilan dan perdamaian bukan sekadar agenda sesaat, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.
Hanya dengan menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, serta membuka ruang dialog yang sehat dan transparan, Indonesia dapat mewujudkan tatanan kehidupan yang adil, damai, dan bermartabat.
Sebagaimana pesan Paus Fransiskus, “Perdamaian adalah buah karya keadilan”, maka komitmen pada keadilan menjadi kunci untuk menghadirkan kedamaian sejati bagi seluruh rakyat Indonesia.
(Stephanie Chrismandani)