Kehidupan di tengah masyarakat desa menyimpan banyak pelajaran berharga yang sering kali luput dari kesibukan dunia perkotaan. Kesederhanaan, kebersamaan, serta kedekatan dengan alam menjadi cerminan nilai-nilai kehidupan yang autentik. Dengan semangat pelayanan dan kebersamaan.
KMK St. Dominikus sukses mengadakan kegiatan Live In selama 4 hari 3 malam, mulai tanggal 2-5 Oktober 2025. Kegiatan ini berlangsung di Paroki St. Hilarius Klepu, Kabupaten Ponorogo, sebagai bentuk nyata pembelajaran hidup bermasyarakat serta upaya mempererat tali persaudaraan dan memperdalam iman para peserta. Kegiatan ini menjadi momentum berharga bagi para mahasiswa dari berbagai jurusan dan angkatan untuk belajar, berbaur, dan mengalami langsung kehidupan masyarakat desa.
Kegiatan Live In ini bertujuan menumbuhkan kepedulian sosial melalui keterlibatan langsung dalam kehidupan masyarakat, membangun semangat pelayanan dan persaudaraan lintas latar belakang. Selama berada di Klepu, peserta terlibat aktif dalam kegiatan membersihkan lingkungan kampung dan penanaman pohon bersama warga. Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan dan rasa memiliki terhadap tempat tinggal sementara mereka.
Para peserta tinggal bersama keluarga induk semang yang menjadi tempat mereka menetap selama kegiatan berlangsung. Dalam dinamika keluarga ini, mereka belajar beradaptasi dengan kebiasaan baru, menghargai perbedaan cara pandang dan budaya, serta menemukan makna kebersamaan yang sederhana namun hangat. Setiap momen makan bersama, berbagi cerita, hingga ikut membantu aktivitas rumah tangga sehari-hari menjadi pengalaman berharga yang menumbuhkan rasa kekeluargaan, kepedulian, dan rasa memiliki satu sama lain, seolah-olah mereka telah menjadi bagian dari keluarga itu sendiri
Agenda susur alam menjadi salah satu pengalaman yang paling dinanti oleh para peserta. Mereka diajak menyusuri keindahan alam Klepu yang begitu asri hamparan pepohonan hijau, udara segar yang menyejukkan, suara burung bernyanyi, serta ketenangan suasana desa menjadi obat dari hiruk pikuk kehidupan kota.
Malam terakhir diisi dengan makrab (malam keakraban) bersama OMK St. Hilarius Klepu, yang menjadi puncak sukacita dari seluruh rangkaian kegiatan. Para muda-mudi setempat mempersembahkan pertunjukan musik tradisional, diiringi lantunan lagu-lagu penuh semangat dan kebersamaan. Suasana menjadi semakin hangat ketika semua berkumpul untuk makan malam bersama, saling bercengkerama dan tertawa lepas.
Tawa, cerita, serta persahabatan yang terjalin malam itu menciptakan kenangan manis yang akan melekat lama dalam hati peserta dan warga. Malam keakraban ini bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang persaudaraan, kehangatan, dan kebersamaan yang tumbuh di tengah perbedaan, menjadikan momen tersebut sebagai salah satu pengalaman paling berharga selama kegiatan Live In.

Kegiatan Live In ditutup dengan Misa Penutupan di Gua Maria Fatima Sendang Waluyo Jatiningsih, dipimpin oleh RD. Dominicus Mardiyatto. Dalam misa ini, peserta diajak untuk merefleksikan seluruh pengalaman mereka sebagai panggilan untuk menjadi pribadi yang berbuah bagi sesama.
Setelah misa, peserta membacakan surat kesan dan pesan kepadainduk semang . Momen haru menyelimuti suasana saat para peserta membacakan curahan hatinya kepada keluarga yang di tempatinya.
“Terima kasih kepada anak-anakku sekalian sudah bertukar cerita, menjadikan kami sebuah keluarga yang baru. Walaupun kehidupan kalian di kota berbeda dengan kami, kami sangat bersyukur atas kebersamaan ini. Kehadiran kalian membawa sukacita dan semangat baru bagi kami, membuat rumah kami terasa lebih hangat dan hidup. Semoga ikatan yang terjalin ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus menjadi kenangan indah yang menguatkan kita semua. Jangan lupakan kami, karena kalian kini telah menjadi bagian dari keluarga kami juga,” ujar bapak Suwono salah satu warga paroki St. Hilarius.
Kegiatan Live In di Klepu bukan sekadar pengalaman tinggal di desa, tetapi sebuah perjalanan iman, sosial, dan kemanusiaan. Dalam kesederhanaan masyarakat Klepu, para peserta menemukan makna kebersamaan, kepedulian, dan cinta kasih yang tulus. Mereka kembali ke kampus bukan hanya membawa cerita, tetapi juga membawa pelajaran hidup, persahabatan yang bermakna, dan semangat untuk menjadi terang serta berbuah bagi sesama.
(Stephanie Chrismandani)