Di era digital yang penuh persaingan dan perubahan cepat, membangun brand yang kuat bukan lagi sekedar pilihan, melainkan kebutuhan. Menjawab tantangan tersebut, Inkubator Bisnis UKDC sukses menyelenggarakan seminar bertajuk “Membangun Brand yang Kuat di Era Digital: Strategi Pemasaran untuk Usahawan Muda” pada hari Rabu, 23 April 2025, bertempat di VL Timur Lantai 3.

Kegiatan ini menjadi ajang edukatif dan inspiratif bagi mahasiswa serta pelaku usaha muda yang ingin memperkuat strategi branding di tengah arus transformasi digital yang semakin pesat.

Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta, khususnya mahasiswa dan pengusaha muda, mengenai pentingnya branding dalam memenangkan persaingan di era digital. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong generasi muda untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengembangkan kreativitas melalui praktik berbisnis yang sehat dan beretika.

Acara ini menghadirkan para ahli di bidang pemasaran digital dan praktisi branding, salah satunya Bernadus Aris Ferdinan, seorang dosen Program Studi Manajemen UKDC. Dosen yang dikenal dengan nama Aris ini adalah ahli di bidang strategi pemasaran, manajemen brand, dan transformasi digital.

Dalam pemaparannya, Aris mengajak peserta untuk memahami teori etika dalam berbisnis yang merupakan fondasi utama pada nilai dan kepercayaan ketika memiliki bisnis.

“Jujur dan integritas adalah core value yang sangat erat kaitannya dengan UKDC. Namun, jujur merupakan salah satu nilai yang sekarang ini amat jarang dipertahankan. Saat anda berbisnis atau melakukan apa pun di luar sana, kejujuran adalah hal yang paling penting. Karena ketika kejujuran itu hilang, akan sangat sulit bagi orang lain untuk memberikan kepercayaan kepada anda,” ungkap Aris.

Turut hadir juga Lita Angeline, alumni UKDC. Lita berbagi kisah inspiratif tentang bagaimana ia memulai bisnisnya dari nol, memanfaatkan media sosial untuk membangun komunitas pelanggan, serta konsisten menciptakan konten yang menggambarkan kepribadian brand-nya. Ia menekankan pentingnya authentic storytelling dan hubungan emosional dengan audiens sebagai kunci keberhasilannya.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, diadakan pula Business Competition yang diikuti oleh mahasiswa UKDC dari berbagai fakultas. Mereka berlomba-lomba mempresentasikan strategi branding kreatif untuk produk atau jasa mereka.

Peserta diminta mempresentasikan rencana pemasaran mereka dalam bentuk proposal yang sudah dirancang oleh masing masing tim. Aspek penilaian meliputi keunikan brand, inovasi strategi digital, kekuatan narasi, dan potensi jangka panjang bisnis mereka.

Semangat kolaboratif dan kompetitif sangat terasa sepanjang kompetisi. Banyak peserta yang berasal dari latar belakang non-bisnis, namun ini justru menjadi bukti bahwa seorang pengusaha muda tidak dilihat dari latar belakang akademisnya, melainkan dari semangat dan kreativitas dalam berbisnis.

Meskipun banyak dari mereka berasal dari latar belakang yang bukan di bidang bisnis, mereka menunjukkan bahwa seorang pengusaha muda tidak hanya diukur dari pendidikan formal, tetapi dari keberanian untuk berinovasi dan berkolaborasi.

“Walau saya tidak memiliki latar belakang bisnis, tapi saya yakin bahwa dengan ide pemikiran kita satu sama lain akan berdampak pada bisnis yang kita rancang, dan akan menjadi gebrakan baru dalam berbisnis sehat di lingkup kampus,” ujar Veronica Sinawan mahasiswa Program Studi Arsitektur, yang meraih juara 1 Business Competition.

Dengan rangkaian kegiatan yang sarat wawasan dan inspirasi ini, Inkubator Bisnis UKDC menunjukkan komitmennya dalam mendukung tumbuhnya generasi pengusaha baru yang adaptif, kreatif, dan kompetitif di era digital. Acara ini diharapkan menjadi bekal strategis bagi peserta untuk membangun brand yang tidak hanya dikenal, tapi juga dipercaya oleh pasar yang semakin cerdas dan dinamis.

(Stephanie Chrismandani)