Scientia et Mores
Scientia adalah bahasa Latin, dalam bahasa Inggris adalah Science atau ilmu pengetahuan atau wawasan. Sedang Mores dari bahasa Latin yang berarti Moral, kebiasaan dan nilai etis. Kedua kata itu digabungkan menjadi Ilmu Pengetahuan dan Moral/Nilai Etis. Scientia et Mores ini menjadi Motto Universitas Katolik Darma Cendika yang berarti ilmu pengetahuan dikembangkan harus mendasarkan diri pada moral dan nilai etis. Melalui mottonya ini, Universitas Katolik Darma Cendika sebagai institusi Pendidikan Tinggi bertekad menjadi sebagai tempat para pembelajar ilmu pengetahuan (sivitas akademika) untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang mendasarkan pada nilai etis dan moral sekaligus mewujudkan/mengimplementasikan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan nilai etis dan moral bagi semua ciptaan Allah.
Teaching University
Universitas Katolik Darma Cendika menetapkan dirinya sebagai Teaching University. Sebagai institusi pendidikan tinggi yang mengadopsi orientasi tersebut, universitas menempatkan kegiatan pengajaran sebagai fokus utama dan prioritas strategisnya. Penegasan ini tidak berarti bahwa kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai bagian integral dari Tridharma Perguruan Tinggi diabaikan. Sebaliknya, aktivitas penelitian dan pengabdian berfungsi sebagai dasar pemutakhiran proses pembelajaran, khususnya dalam pengembangan materi ajar, penyusunan konten kurikuler, serta inovasi metode pengajaran yang berkelanjutan.
Santo Thomas Aquinas
Thomas Aquinas lahir pada tahun 1225 di Roccasecca, Kerajaan Sisilia (Sekarang Italia). Pendidikan dasar ditempuh di Biara Benediktin, sebuah biara tertutup. Ketika remaja Thomas Aquinas kuliah di Universitas Napoli mengambil studi awal filsafat dan logika. Disini dia bertemu dengan anggota Ordo Dominikan. Selanjutnya Thomas Aquinas melanjutkan studi teologi dan Filsafat di Universitas Paris dan Universitas Koln (Cologne) di bawah bimbingan Albertus Magnus, seorang Teolog dan Filsuf terkenal. Pada usia sekitar 19 tahun Thomas Aquinas masuk Ordo Dominikan (Ordo Pengkotbah/Ordo Fratrum Praedicatorum) dan memilih jalur teologi dan Filsafat dibandingkan karier politik yang dirancang keluarganya. Di Ordo Dominikan inilah Thomas Aquinas mulai berkenalan dengan filsafat Aristoteles yang dikemudian hari memengaruhi karya teologi dan filsafatnya . Karir akademik dan teologi diperoleh dengan mengajar di Universitas Paris dan menjadi teolog Kepausan dibawah Paus Urbanus V. Thomas Aquinas meninggal cukup muda di usia 49 pada tahun 1274 di Fossanova, Italia dengan meninggalkan karya yang banyak dan luar biasa dan dikanonisasi menjadi orang suci (Santo) pada tahun 1323 oleh Paus Yohanes XXII. Sebagai seorang akademisi sekaligus Biarawan Ordo Dominikan, St. Thomas Aquinas memiliki pemikiran yang sangat fenomenal tentang “Iman dan Akal”, dimana keduanya tidak dapat terpisahkan dan saling mendukung. Pemikiran besar St. Thomas Aquinas tentang “Iman dan Akal” ini menjadi landasan dasar bagi institusi pendidikan berbasis agama Katolik. Perguruan Tinggi adalah institusi pendidikan yang dijadikan wadah bagi sivitas akademikanya untuk mencari dan menemukan kebenaran serta mengarahkan hidup pada Allah sebagai pencipta alam semesta. Seluruh karya ilmiah dari sivitas akademika ditujukan untuk memuliakan Allah melalui semua ciptaanNya. Mendasarkan pada pemikirannya tersebut, Universitas Katolik Darma Cendika menjadikan St. Thomas Aquinas sebagai Santo Pelindung sekaligus Patron (panduan dan contoh) berkehidupan ilmiah sekaligus berspiritualitas bagi para sivitas akademikanya.
Core Value
Core value atau nilai inti memiliki peran penting dalam sebuah institusi/lembaga (termasuk juga institusi pendidikan) yang menjadi identitas (penciri) sekaligus budaya kerja seluruh pelaku bisnis di institusi tersebut. Ketika menghadapi sebuah permasalahan yang dihadapi institusi dalam proses bisnisnya, core value dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan. Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) sebagai institusi pendidikan tinggi yang berbasis pada Katolik, mendasarkan core value institusinya menjadikan Sabda Allah dalam Injil sebagai sumbernya. Universitas Katolik Darma Cendika juga menjadikan Santo Thomas Aquinas sebagai Orang Suci (Santo) Pelindung sekaligus Patron dalam menjalankan proses bisnisnya/ Santo Thomas Aquinas adalah seorang biarawan sekaligus ilmuwan Gereja yang pemikiran Filasafat Teologisnya banyak dijadikan rujukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Melalui pertimbangan tersebut, pemikiran Santo Thomas Aquinas juga dijadikan sumber perumusan Core Value Institusi UKDC yaitu:
- Jujur (Veracitas)
Sabda Allah dalam Yohanes 14:6 mengatakan bahwa:
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.
Melalui sabdaNya ini Yesus menegaskan bahwa Ia adalah kebenaran, maka hidup penuh kejujuran berarti hidup yang meneladani Kristus sebagai sebuah kebenaran. Sabda Allah yang lain juga termuat dalam Matius 5:37 yang mengatakan:
“jika ya, hendaklah kamu katakana ya, jika tidak hendaklah kamu katakana tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat”
Melalui ayat dalam Injil ini, Yesus Kristus mengajarkan kepada kita semua untuk menolak tipu daya atau kepura-puraan. Kejujuran adalah landasan integritas setiap individu.
Dalam pemikiran St. Thomas Aquinas yang tertuang dalam Summa Theologiae beliau mengajarkan bahwa Kebenaran (Veritas) sebagai:
“Veracitas est virtus per quam aliquis in dictis et factis demonstrat se talem, qualis est. (Kejujuran adalah kebajikan di mana seseorang menampilkan dirinya dalam perkataan dan perbuatan sebagaimana dirinya yang sebenarnya)”
Melalui pemikirannya tersebut, Santo Thomas Aquinas menjelaskan bahwa Kejujuran pada dasarnya adalah keutamaan moral (virtue) yang mengarahkan seseorang untuk selalu mengungkapkan kebenaran (veritas).
- Tanggungjawab (Veracitas)
Dalam Kitab Lukas 16:10, Yesus Kristus bersabda:
“Orang yang bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, bisa dipercayai dalam hal-hal besar. Tetapi orang yang tidak bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, tidak bisa dipercayai dalam hal-hal besar”.
Melalui SabdaNya tersebut Yesus Kristus mengajarkan sikap bertanggungjawab adalah prinsip dalam menjalani hidup. Ketika seseorang diberikan tugas menjalankan hal-hal yang kecil (remeh temeh) dengan bertanggungjawab, maka ia akan mampu menjalankan tugasnya secara bertanggungjawab pada tugas besar yang diberikan kepadanya. Kesetiaan pada hal-hal yang kecil dan bersikap secara jujur menjadi dasar kepercayaan besar dalam menjalani kehidupan.
Sabda Allah ini juga menjadi pemikiran St. Thomas Aquinas yang tertuang dalam buku karya tulisnya berjudul Summa Theologiae. Dalam karyanya tersebut St. Thomas Aquinas berpendapat”
“Homo est dominus sui actus per rationem et voluntatem (Manusia adalah penguasa atas tindakannya melalui akal budi dan kehendak)”
Melalui pemikirannya tersebut, St. Thomas Aquinas berpendapat bahwa tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang mendasarkan pada pengetahuan serta kehendak yang sadar (reflektif untuk menimbang baik-buruk, salah-benar, dan lain sebagainya) adalah tindakan yang bermoral dan bertanggungjawab. Tanggungjawab tidak hanya diberikan kepada sesame manusia, namun tanggungjawab dihadapan Allah.
- Peduli/Kasih (Caritas)
Dalam sabdaNya pada Injil Markus 12: 30-31 mengatakan:
“Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan seluruh akalmu dan dengan segala kekuatanmu….. Cintailah sesamamu, seperti engkau mencintai dirimu sendiri”.
Melalui sabdaNya tersebut Yesus Kristus mengajarkan kepada kita bahwa setiap individu harus mengasihi sesamanya seperti ia mengasihi dirinya sendiri. Kasih bukan hanya ada dalam pikiran dan perasaan, namun juga mewujud dalam tindakan konkrit. Dalam pemikiran St. Thomas Aquinas, manusia pada dasarnya bukan mahluk individu namun sekaligus sebagai mahluk sosial yang sekaligus juga harus bersifat rasional. Manusia tidak dapat mencapai kebaikan secara individual, namun ia harus memiliki kepedulian kepada sesama. Namun perbuatan konkrit pada sesama (sosial) juga harus melandaskan pada rasionalitas berpikir secara mendalam (reflektif) dengan mempertimbangkan baik-buruk, benar-salah sebuah tindakan dan tidak dibuatkan secara emosional berdalih kasih.
Characterpreneurship
Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) adalah Perguruan Tinggi pertama di Indonesia yang memperkenalkan dan mengangkat konsep Characterprenuership sebagai ciri khas dalam pendidikan tingginya. Characterprenuership berasal dari 2 (dua) kata yaitu: “Character” dan “Preneur”. Mengutip pendapat William Damon (2002) yang dimaksud dengan karakter adalah kebiasaan diri untuk selalu bersikap untuk menjunjung tinggi tujuan hidup yang bernilai etis dan moral. Kata “Prenuer” adalah serapan dari bahasa Perancis dari kata “Entrepreneur” yang secara harfiah berarti “orang yang selalu berinisiatif menciptakan dan/atau mengelola suatu usaha”. Melalui penggabungan kedua kata tersebut, yang dimaksud dengan “Characterpreneurship” sebagai ciri khas pendidikannya adalah Universitas Katolik Darma Cendika sebagai institusi pendidikan berkomitmen untuk membentuk individu lulusannya yang mampu untuk selalu menerus menciptakan nilai atau mengelola kegiatan pekerjaannya dengan mempergunakan kesadaran etis dan moral dan kepedulian sosial yang tinggi sebagai nilai hidupnya (value orientation). Characterpreneurship memiliki 3 (tiga) dimensi yaitu sebagai Pola Pikir, Etika Kepemimpinan dan Cara Hidup. Sebagai pola pikir, lulusan UKDC mendorong terjadinya inovasi, tanggung jawab sosial, dan pencarian solusi dalam setiap profesi yang digelutinya. Sebagai etika kepemimpinan, lulusan UKDC menjadi pemimpin yang bertanggung jawab secara etis dan moral terhadap orang-orang atau komunitas di sekitarnya. Sebagai cara hidup, lulusan UKDC mencerminkan nilai jujur, tanggung jawab, dan peduli dalam segala aspek kehidupan.