Kesatuan Indonesia sebagai bangsa telah menjadi komitmen semua elemen termasuk dunia usaha/ENTREPRENEUR, KALANGAN AKADEMISI DAN perbankan. Bertempat di Universitas Katolik Darma Cendika, UKDC Surabaya, Sabtu siang, Bank Mandiri sebagai Bank Pemerintah Papan atas Indonesia BERSAMA PENGUSAHA DAN AKADEMISI SERTA TOKOH LINTAS AGAMA menginisiasi sebuah event multi elemen bertajuk Dialog Kebangsaan: Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Mengembangkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Dialog yang menghadirkan 800 lebih undangan tersebut melibatkan berbagai kalangan di antaranya Pondok Pesantren Ngalah, Purwosari, Pasuruan, Kampus UKDC, Keuskupan Surabaya, Gusdurian Surabaya, Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa, semua pimpinan agama di surabaya, dan PCNU Kota Surabaya yang melibatkan IPNU dan Ansor/Banser Surabaya.

Menurut Rudianto sebagai vice Presiden Bank Mandiri yang ditempatkan di Surabaya menyatakan insiatif acara ini bermula dari ide para pengusaha nasabah bank mandiri yang merasa perlu menguatkan rasa kebangsaan dan nasionalisme dalam. Situasi Indonesia sedang menghadapi tantangan global dan dinamika politik dalam negeri jelang Agenda Demokrasi 2019. Para entrepreneur beranggapan, dengan berpegang Teguh pada nilai2 kebangsaan, khususnya Pancasila sebagai ideologi bersama, maka persatuan dan kesatuan Indonesia akan tetap terjaga hingga kapan pun. “Acara ini agak unik karena yang menggagas bukan aktivis, tapi justru para entrepreneur,” sambung Rudi.

Lebih lanjut, Rudi menyatakan bahwa dialog kebangsaan ini tak berhenti hanya di event, tapi akan terus berlanjut melalui pembentukan wadah kuktural Forum Komunikasi Kebangsaan dan Kebudayaan berisi lintas elemen, lintas profesi, lintas agama dan multi latar belakang. Forum ini berdiri di Surabaya dan diharapkan bisa menginspirasi kota-kota besar lainnya di Imdonesia sebagai wujud partisipasi anak bangsa bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Dialog kebangsaan ini menghadirkan Prof Dr. KH Said Agil Siroj (Ketua Umum PBNU), Romo Benny Susetyo (Penasehat Khusus Unit Kerja Presiden Penguatan Ideologi Pancasila), KH Sholeh Bahruddin (Pengasuh PP Ngalah, purwosari Pasuruan) dan diharapkan akan dibuka oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Sebelum dialog berlangsung, akan dibacakan Ikrar bersama para pimpinan umat beragama, para pengusaha dan para pejabat kota Surabaya dan Jawa Timur. Ikrar ini adalah jawaban terhadap upaya memecah belah kerukunan umat beragama melalui serangkaian teror pengeboman yang ditujukan pada tiga gereja pad Mei 2018 lalu. Berikut 5 Butir Ikrar Kerukunan Umat Beragama kota Surabaya :

1. Bertekad menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, berdasarkan Idiologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

2. Bertekad membangun dan menjaga suasana kerukunan hidup antarumat beragama di Kota Surabaya.

3. Bertekad membangun dialog di antara para pemuka agama dan umat beragama dengan mengedepankan prinsip-prinsip musyawarah dan mufakat demi terciptanya suasana perdamaian dan kerukunan umat beragama.

4. Bertekad membangun kesadaran masing-masing pada umat beragama untuk menjalankan ibadah dengan baik sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing, dan tidak akanmenyebarkan agama kepada orang yang telah beragama, serta tidak terpengaruh oleh bentuk provokasi yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

5. Bertekad untuk berperan aktif dan mensukseskan program pembangunan Pemerintah Kota Surabaya yang maju, sejahtera dan makmur. (*)