Di Indonesia, Kota Surabaya menjadi contoh nyata dari komitmen terhadap perbaikan kualitas sanitasi publik. Sebagai bagian dari upaya menjaga komitmen tersebut, UKDC dalam peringatan Hari Jamban Sedunia (World Toilet Day) kembali menyelenggarakan acara Penghargaan Jamban Umum Terbaik Surabaya (PJUTS).

Sejak tahun 2020, Center for Sustainable Development Studies (CSDS) UKDC selalu menyelenggarakan PJUTS bertepatan dengan Hari Jamban Sedunia pada 19 November. Pada tahun ini, UKDC memberi penghargaan untuk jamban umum terbaik pada berbagai Puskesmas yang ada di Kota Surabaya.

Tujuan penghargaan ini untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya akses terhadap sanitasi aman bagi seluruh penduduk dunia, serta mendesak tindakan nyata guna mengatasi masalah sanitasi global.

Pemberian penghargaan ini dilaksanakan pada Selasa, 26 November 2024, di Gedung Vidya Loka Lantai 3 UKDC dan dihadiri Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Bapedalitbang Kota Surabaya.

CSDS UKDC menyelenggarakan PJUTS 2024 dengan melakukan penilaian terhadap 63 Puskesmas yang ada di Surabaya. Dari 63 Puskesmas tersebut, terpilih 5 Puskesmas dengan toilet atau jamban terbaik yang berhak menerima penghargaan ini.

Lima Puskesmas yang mendapat PJUTS Tahun 2024 adalah Puskesmas Ketabang, Puskesmas Keputih, Puskesmas Tambak Rejo, Puskesmas Ngagel Rejo, dan Puskesmas Wonokromo.

Kelima Puskesmas ini terpilih berdasarkan kebersihan, kenyamanan, dan pengelolaan toilet yang terbaik, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas sanitasi di Kota Surabaya. Penghargaan ini diharapkan mendorong setiap fasilitas kesehatan untuk terus menjaga kualitas sanitasinya.

Penyerahan penghargaan ini kemudian dilanjutkan dengan International Conference on Sustainable Development Studies (IntConf-SDS), yang menghadirkan sejumlah pembicara utama yang terkemuka, di antaranya Johan Silas (profesor emeritus bidang arsitektur), Eddy Setiadi Soedjono (profesor bidang teknik lingkungan ITS), Adrian Adiredjo (Rektor UKDC), dan Sony Djuana, seorang architecture interior designer dari Singapura.

Dalam paparannya, Adrian Adiredjo menyampaikan pandangannya mengenai Laudato Si’, ensiklik dari Paus Fransiskus yang mengajak kita untuk merenungkan kembali hubungan manusia dengan alam dan sesama. Ia menekankan bahwa pesan yang terkandung dalam ensiklik ini sangat relevan dengan tantangan zaman kita, karena krisis lingkungan semakin mengancam keberlanjutan hidup di bumi.

“Bumi adalah rumah kita bersama, dan kita semua memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawatnya. Salah satu elemen paling penting dalam menjaga kebersihan rumah kita adalah air,” ujar Adrian Adiredjo dalam presentasinya.

Selain menghadirkan pembicara utama, IntConf-SDS juga menghadirkan 15 pemakalah dari berbagai disiplin ilmu. Makalah yang disajikan terkait dengan topik sanitasi maupun tujuan lain dalam pembangunan berkelanjutan. -sc-