Dalam rangka mendorong semangat kolaborasi dan memperluas wawasan generasi muda tentang industri kreatif. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM FE) UKDC menghadirkan program spesial “Tantangan Bikin Festival Musik di Luar Ibukota”. Acara ini digelar pada Selasa, 10 Juni 2025, bertempat di VL 3 Barat. Terbuka untuk umum dan bagi seluruh mahasiswa, kegiatan ini menjadi ruang berbagi pengalaman sekaligus inspirasi seputar dunia festival musik di luar kota.

Menggandeng dua mitra strategis yaitu DC Soundstation dan SOD Festival, kolaborasi ini juga melibatkan sebagai mitra utama. Acara yang dikenal dengan tajuk SOD x BEM FE x UKM Musik ini tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga menjadi ruang berbagi pengalaman tentang bagaimana menghadirkan festival musik berskala besar di luar pusat-pusat kota besar.

Menghadirkan sosok kunci di balik kesuksesan festival musik nasional, acara ini menampilkan Yoshel Ramlie, Co-Founder & CMO SOD Group sekaligus Head of Marketing & Partnership SOD Festival. Melalui sesi ini, peserta mendapatkan insight langsung tentang strategi, tantangan, dan peluang membangun festival musik di daerah.

Materi yang disampaikan dalam acara ini sangat relevan dengan tantangan nyata di lapangan, terutama bagi mereka yang tertarik pada dunia event organizer dan industri musik. Salah satu fokus utama adalah bagaimana merancang konsep festival yang sesuai dengan karakteristik unik tiap daerah, agar acara tidak hanya menarik tetapi juga berkelanjutan secara lokal.

Selain itu, peserta diajak memahami strategi pemasaran dan pentingnya kolaborasi dengan komunitas serta pelaku lokal dalam menarik massa dan membangun keterlibatan yang kuat. Tak kalah penting, sesi ini juga akan membahas aspek pendanaan dan kemitraan strategis, yang menjadi fondasi utama dalam menyelenggarakan acara musik berskala besar di luar pusat kota.

Untuk memberikan gambaran nyata, akan dipaparkan pula studi kasus pelaksanaan SOD Festival yang berhasil di luar ibukota, lengkap dengan pembelajaran dan evaluasinya. Peserta juga akan mendapat wawasan tentang tantangan logistik, perizinan, serta persoalan teknis yang umum dihadapi ketika membangun festival di daerah.

Terakhir, materi akan menyoroti pentingnya peran komunitas dan mahasiswa sebagai penggerak utama dalam membentuk ekosistem musik lokal yang hidup dan berkelanjutan. Dengan cakupan materi yang komprehensif ini, sesi diskusi dipastikan akan membuka perspektif baru dan memberikan bekal praktis bagi para peserta.

“Membangun festival musik di luar ibukota bukan sekadar soal panggung dan penonton, tapi tentang memahami karakter daerah, menjalin kolaborasi lokal, dan menciptakan ruang bagi komunitas untuk tumbuh Bersama”, ungkap Yoshel Ramlie.

Menariknya, banyak kelas reguler diarahkan untuk mengikuti acara ini sebagai bentuk pengganti perkuliahan, menjadikan kegiatan ini tidak hanya edukatif, tetapi juga terintegrasi dengan kegiatan akademik.

Lebih dari itu, tiga peserta dengan pertanyaan terbaik selama sesi tanya jawab memperoleh tiket menonton konser SOD Festival secara gratis tanpa biaya apapun. Ini menjadi kesempatan langka bagi para peserta untuk terlibat langsung dalam pengalaman musik yang luar biasa.

Dengan menghadirkan pembicara langsung dari industri, acara ini membuka ruang diskusi yang aplikatif dan inspiratif, sekaligus menjadi bentuk nyata kolaborasi antara dunia kampus dan industri kreatif. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan semangat berkarya di bidang musik dan event, tetapi juga memperkuat peran generasi muda dalam membangun ekosistem kreatif lokal yang inklusif dan berkelanjutan.

(Stephanie Chrismandani)