Dalam rangka mendorong peningkatan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa secara aplikatif dan profesional, English Club UKDC mengadakan program English Improvement dengan tema “Learn English the Journalistic Way”, yang diselenggarakan secara daring. Kegiatan ini menghadirkan Miss Shoko Mifune, seorang jurnalis profesional yang telah berkarier di Jepang, khususnya di Tokyo salah satu pusat media internasional terpenting di Asia. Melalui pengalamannya, Miss Shoko Mifune berbagi bagaimana bahasa Inggris digunakan dalam dunia jurnalistik, baik dalam meliput berita, menyusun laporan, maupun berkomunikasi dengan narasumber internasional.
Di kota seperti Tokyo, seorang jurnalis tidak hanya dituntut untuk cepat dan akurat, tetapi juga mampu menyampaikan informasi dalam berbagai bahasa, terutama bahasa Inggris, yang menjadi alat komunikasi global. Dalam praktiknya, para jurnalis di Jepang menghadapi tekanan tinggi untuk menjaga objektivitas, mematuhi kode etik, serta menyusun berita dengan gaya yang padat dan jelas. Hal ini menjadi nilai tambah dalam proses pembelajaran bahasa, terutama dalam hal struktur kalimat, pilihan diksi, hingga kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Melalui pengalaman Miss Shoko yang pernah bekerja di lingkungan media Jepang, peserta diajak menyelami bagaimana kemampuan bahasa Inggris dapat membuka peluang luas di dunia internasional baik sebagai jurnalis, content writer, media specialist, atau bahkan diplomat.
Dengan pembawaan yang hangat dan pendekatan yang interaktif, sesi ini memberikan wawasan baru bahwa belajar bahasa Inggris tidak harus kaku atau teoritis, tapi bisa melalui pendekatan yang dinamis seperti jurnalistik.
Banyak anak muda di Jepang yang tertarik menekuni profesi jurnalis karena dorongan idealisme dan semangat untuk menyuarakan isu-isu sosial yang penting bagi generasi mereka. Meski demikian, mereka juga dihadapkan pada tantangan besar seperti tekanan sosial dan sistem kerja yang masih sangat menjunjung struktur senioritas.
“Di tengah kemajuan teknologi dan berkembangnya media digital, jurnalisme menjadi ruang baru bagi anak muda Jepang untuk menyampaikan ide dan perubahan. Bahasa Inggris menjadikan karya mereka terdengar lintas dunia,” ungkap Shoko Mifune dalam sesi diskusi.

Di tengah realitas tersebut, kemampuan berbahasa Inggris menjadi aset penting bagi jurnalis muda yang ingin menembus pasar internasional dan menjangkau audiens global. Terlebih lagi, kemajuan teknologi di Jepang turut mendorong lahirnya berbagai media publikasi digital yang inovatif dan semakin menarik perhatian generasi muda. Media-media ini menjadi wadah bagi mereka untuk berekspresi secara kreatif dan profesional dalam dunia jurnalistik yang terus berkembang.
Melalui sesi inspiratif bersama Miss Shoko Mifune, para peserta tidak hanya mendapatkan pemahaman baru tentang dunia jurnalisme di Jepang, tetapi juga menyadari pentingnya penguasaan bahasa Inggris sebagai jembatan menuju dunia global.
Kegiatan ini membuktikan bahwa belajar bahasa asing tidak harus selalu melalui cara konvensional dengan pendekatan yang relevan seperti jurnalistik, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, komunikasi efektif, dan wawasan internasional.
Diharapkan, kegiatan English Improvement ini menjadi awal bagi lebih banyak inisiatif pembelajaran kreatif di lingkungan kampus yang mampu mempersiapkan mahasiswa untuk terlibat dalam isu-isu global melalui bahasa, media, dan keberanian untuk bersuara.
(Stephanie Chrismandani)