Mojokerto sebuah kota yang terletak di Jawa Timur, menyimpan banyak warisan sejarah yang telah lama terpendam, terutama dalam segi arsitekturnya yang ada sampai saat ini.

Mahasiswa Program Studi Arsitektur UKDC melakukan Studi Ekskursi untuk menelusuri jejak sejarah Arsitektur Nusantara di Mojokerto, sebuah daerah yang kaya akan situs-situs sejarah yang mengungkapkan kejayaan peradaban masa lampau.

Destinasi utama dalam ekskursi ini mencakup Desa Bejijong, Candi Tikus, dan Museum Trowulan. Peserta ekskursi terdiri dari mahasiswa aktif Program Studi Arsitektur angkatan 2021-2024, bersama dengan pembimbing dan dosen, yang dilaksanakan pada Jumat, 31 Januari 2025.

Setiap lokasi memiliki cerita dan karakteristik arsitektur yang sangat berbeda untuk dipelajari, baik dari segi teknik bangunan, filosofi, mupun konteks budaya.

Tujuan dari kegiatan Studi Ekskursi ini adalah untuk memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai sejarah dan perkembangan Arsitektur Nusantara, khususnya yang terkait dengan Kerajaan Majapahit.

Destinasi terakhir dalam ekskursi ini adalah Museum Trowulan, yang terletak di pusat situs Trowulan. Museum ini menyimpan berbagai artefak penting dari Kerajaan Majapahit, mulai dari potongan bangunan, prasasti, hingga peralatan rumah tangga. Di sini, mahasiswa bisa memahami lebih dalam mengenai struktur bangunan yang pernah ada di Majapahit dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan arsitektur di Nusantara.

Studi ekskursi ke Mojokerto memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi para mahasiswa. Melalui kunjungan ke Desa Bejijong, Museum Trowulan, dan Candi Tikus, mahasiswa dapat menyelami lebih dalam mengenai sejarah dan filosofi di balik Arsitektur Nusantara, khususnya yang berkaitan dengan Kerajaan Majapahit.

“Studi Ekskursi Arsitektur 0.2 Mojokerto memberikan kesan tersendiri bagi peserta terutama mahasiswa dalam mengetahui dan mendalami sejarah Kerajaan Majapahit hingga perkembangannya. Untuk kegiatan berikutnya dapat mengeksplor bangunan sejarah lainnya dan bangunan yang lebih modern,” ujar Heristama Anugerah Putra, dosen pendamping HIMA Arsitektur.

Pengalaman ini mengajarkan pentingnya menggabungkan unsur-unsur budaya, alam, dan spiritualitas dalam sebuah desain arsitektur.

(Stephanie Chrismandani)