Kegiatan Matching Fund Universitas Katolik Darma Cendika dilaksanakan pada tahun 2022 dengan kurun waktu sekitar 4 bulan antara bulan Agustus hingga Desember. Kegiatan ini hasil kolaborasi antara Perguruan Tinggi UKDC dengan beberapa pihak mitra yang berlokasi di Kota Semarang dan Kota Surabaya. Beberapa pihak mitra tersebut diantaranya adalah Yayasan Sahabat Satu Harapan Semarang atau biasa disebut Roemah Difabel Semarang, ATPIKA (Akademi Teknik Industri Kayu) di Kota Semarang dan Rumah Anak Prestasi yang berlokasi di Kota Surabaya. Kegiatan utama matching fund ini memberikan pendampingan kepada anak Difabel dalam menghasilkan jenis karya furniture seperti kursi dan meja dalam pelatihan bending triplek. Kita tahu bahwa hampir rata-rata hasil furniture merupakan produk yang terbuar dari material kayu, tetapi kali ini furniture terbuat dari material utama triplek. Bentukan dari produk furniture ini memiliki bentukan yang tidak lazim seperti pada umunya, dimana triplek diperlakukan dengan cara bending yaitu dengan melengkungkan material triplek tersebut untuk menjadi sebuah produk furniture kursi ataupun meja. Proses pembuatan tidak terlalu susah dan tidak menimbulkan limbah terbuang akibat pembentukan lengkungan seperti pada kayu solid.  Nilai estetika kayu masih dapat diperoleh dari serat yang ada pada lapisan triplek. Dengan konsep demikian kursi yang dibuat mencapai tujuan estetika, fungsi dan konstruksi.  Kelemahan ada  pada perlakuan kursi di ruang terbuka yang lembab dan  basah, hal ini terkait karakteristik triplek. Meskipun proses pewarnaan dan pelapisan permukaan dapat memperpanjang daya tahan, namun disarankan untuk diletakan pada ruang yang kering. Pembuatan bending triplek ini terdiri dari beberapa tahapan diantaranya pentahapan pengelaman pada triplek 3mm yang telah dipotong sesuai ukuran. Sisi yang akan di satukan dilapisi dengan lem epoxy dua komponen.

Tahap berikutnya yaitu tahap bending pada triplek, dimana setelah semua sisi di lapisi lem, selanjutkan disatukan kemudian di bending pada mal/cetakan. Proses bending dilakukan menggunakan klem/penjepit agar sesuai bentuk mal/cetakan.

Tahap ketiga yaitu dengan melakukan pengamplasan atau sanding dari material triplek yang sudah ter-bending, dimana setelah lem keras dan kering, selanjutnya komponen kursi yang telah di bending dihaluskan agar permukaan yang kasar dapat terlihat halus dan rata.

Setelah tahap pengamplasan kemudian dilakukan tahap perakitan dan penyambungan antar komponen triplek yang telah halus dan rapi. Bagian atau segmen triplek yang telah dihaluskan, dilanjutkan proses perakitan menyatukan komponen kursi sesuai dengan desain yang telah dibuat. Penyatuan dilakukan menggunakan lem kayu dan dowel/pasak.

Setelah semua bagian tersambung pada tahap perakitan dilakukan tahap paling akhir yaitu pengecatan, dimana setelah keseluruhan lem kering, maka semua klem/jepit dapat dilepas. Hasil akhir produk kursi sudah dapat digunakan dan diwarnai sesuai keinginan.

Kegiatan matching fund ini juga dilakukan bersama dengan Rumah Anak Prestasi di kota Surabaya dengan tahapan dan progress pembuatan furniture bending triplek yang sama. Kegiatan di kota Surabaya tersebut dapat tersaji dan terlihat juga pada foto-foto kegiatan dibawah ini.

Seluruh kegiatan pelatihan matching fund bending triplek ditutup dengan seminar nasional untuk menjunjung visi misa UKDC yang ber-characterpreunership dengan topik “Bersama Mendampingi Difabel Karya Nyata Pembentukan Karakter Dalam Enterpreunership”. Seminar nasional ini menghadirkan Menteri Sosial Republik Indonesia secara langsung di auditorium UKDC dan juga mengundang seluruh teman-teman disabilitas yang ada di Kota Semarang dibawah naungan Yayasan Sahabat Satu Harapan Semarang dan Rumah Anak Prestasi dari Kota Surabaya.