Sebagai awal dari Masa Prapaskah, Rabu Abu diperingati pada Rabu, 5 Maret 2025. Umat Katolik memulai masa tobat dengan menjalankan pantang dan puasa sebagai bentuk refleksi dan pertobatan diri. Misa Rabu Abu yang diselenggarakan oleh UKDC menarik banyak umat Katolik dari sekitar kampus untuk bersama-sama merayakan momen sakral ini.
Misa yang diselenggarakan di aula UKDC ini dimulai dengan Misa Syukur yang dipimpin oleh Fransiskus Xaverius Gunawan (Kepala Campus Ministry). Dalam homilinya, beliau mengajak umat untuk memaknai Masa Prapaskah sebagai kesempatan untuk memperbarui iman, meningkatkan kehidupan doa, serta memperkuat komitmen dalam menjalankan ajaran Kristus.
“Masa Prapaskah bukan hanya sekadar menjalankan ritual keagamaan, tetapi juga sebuah perjalanan batin untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan sesama,” ungkapnya.

Setelah liturgi sabda, umat menerima abu yang ditandai di dahi mereka sebagai simbol kefanaan dan pertobatan. Abu yang digunakan dalam misa ini berasal dari daun palma yang telah diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya, yang kemudian dibakar dan dicampur dengan sedikit air suci.
Rabu Abu adalah momen di mana umat Katolik diajak untuk merenungkan kehidupan mereka dan kembali kepada Tuhan melalui pertobatan. Abu yang ditandai di dahi melambangkan kefanaan manusia dan panggilan untuk bertobat. Dalam Misa Rabu Abu, imam atau petugas gereja akan menorehkan abu pada dahi umat sambil mengucapkan, “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”.
Dengan demikian, perayaan ini tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga menjadi momentum untuk menumbuhkan spiritualitas yang lebih mendalam dalam kehidupan akademis dan sosial. Perayaan ini dapat terus menjadi wadah bagi umat Katolik di lingkungan kampus untuk memperkuat iman, memperdalam refleksi spiritual, serta menumbuhkan rasa kebersamaan.
(Stephanie Chrismandani)