Kekerasan di perguruan tinggi adalah masalah serius yang kerap kali terabaikan. Dunia pendidikan di kampus seharusnya menjadi tempat yang aman dan mendukung perkembangan akademik serta sosial. Namun kenyataannya banyak mahasiswa yang menjadi korban kekerasan, baik itu kekerasan fisik, emosional, maupun seksual.
Untuk meningkatkan kapasitas Satgas PPKS dalam mendampingi korban kekerasan, maka satgas PPKS UKDC mengadakan Pelatihan Dukungan Psikologis Awal (DPA) Pada Korban Kekerasan di Perguruan Tinggi. Acara ini berlangsung secara luring pada Rabu, 22 Januari 2025, di Vidya Loka Lantai 3, Seminar Timur, Universitas Katolik Darma Cendika.
Pelatihan ini dihadiri 86 anggota Satgas PPKS dari berbagai perguruan tinggi di wilayah LLDIKTI VII. Dengan antusias, mereka mengikuti sesi teori dan simulasi berbasis kasus agar lebih siap dalam menangani korban kekerasan.
Narasumber dalam pelatihan ini terdiri dari para ahli di bidangnya, yaitu Dianan Rahmasari (Universitas Negeri Surabaya), Hera Wahyuni ( Psikolog Universitas Trunojoyo Madura), Ati Kusmawati (Psikolog Universitas Muhamadiyah Jakarta), dan Khaerul Umam Noer (Universitas Muhamadiyah Jakarta).
Mereka memberikan materi seputar Dukungan Psikologis Awal, termasuk teknik intervensi, empati dalam pendampingan korban, serta simulasi kasus untuk memperkuat pemahaman peserta dalam menangani korban kekerasan dengan pendekatan yang tepat.

Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman tentang bagaimana menangani korban secara profesional dan efektif, serta memberikan dukungan yang tepat dalam mengurangi dampak negatif kekerasan terhadap korban.
Pelatihan ini menekankan pentingnya intervensi awal sebagai langkah dukungan psikologis yang bersifat suportif, sehingga korban dapat merasa aman dan nyaman dalam menceritakan pengalaman mereka. Oleh karena itu, anggota Satgas PPKS dibekali pemahaman tentang empati serta pendekatan non-judgmental dalam mendampingi korban.
Pelatihan ini juga memberikan wawasan mendalam mengenai teknik komunikasi yang efektif dalam mendampingi korban kekerasan, sehingga anggota Satgas dapat memberikan respons yang lebih baik dan tepat sasaran. Selain itu, peserta juga dilatih untuk memahami berbagai bentuk trauma yang dialami korban serta cara membantu mereka dalam proses pemulihan secara psikologis.
Untuk memastikan keterampilan peserta pelatihan dalam melakukan pendampingan, para peserta mempraktikkan secara langsung berbagai kasus yang kemungkinan akan mereka temui di lapangan. Hal ini menjadi bagian penting dalam pelatihan karena memberikan pengalaman nyata dalam menangani korban kekerasan dengan metode yang tepat dan berbasis empati.
“Kami ingin menciptakan atmosfer akademik yang nyaman dan aman di perguruan tinggi, bebas dari diskriminasi, bullying, dan kekerasan,” tegas Wahyu Krisnanto, Wakil Ketua Satgas PPKS UKDC.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan lingkungan kampus menjadi tempat yang lebih aman dan nyaman bagi semua pihak, terutama bagi mereka yang membutuhkan dukungan setelah mengalami kekerasan.
Selain itu, pelatihan ini juga memberikan wawasan mendalam mengenai teknik komunikasi yang efektif dalam mendampingi korban kekerasan, sehingga anggota Satgas dapat memberikan respons yang lebih baik dan tepat sasaran.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat. Kami benar-benar dibekali keterampilan asesmen dan pencegahan kekerasan,” ujar Yuli Fitria dari STIKes Banyuwangi.
(Stephanie Chrismandani)